Penuh Cerita di Kumpul Penulis Pembaca 2014

Ide acara Kumpul Penulis Pembaca (KPP) yang digarap Gagas Media Group ini boleh juga. Segmen remaja memang sungguh loyal dan royal dalam dunia perbukuan. Impian Gagas Media Group menyatukan penulis dengan pembaca khususnya remaja juga tidak muluk. Cuma di KPP 2014.



Event yang menggunakan komplek Promenade Pejaten ini sebagai lokasi pertemuan sangat terpakai dengan baik. KPP 2014 selama 2 hari telah membentuk pojok-pojok harmonis. Di satu sudut terlihat para penulis sedang reunian sambil makan siang, ngobrol buku, ngobrol cerita. Di sudut lain, tampak pembaca dan penulis sedang ngobrol tentang karya, tanda tangan buku dan bagi-bagi souvenir. Sudut lainnya lagi, ada editor dan penulis sedang nongkrong bersama, entah itu membedah karya, bicara outline atau revisi, atau nagih deadline. Di sudut lain sesama pembaca pun membicarakan buku favorit. KPP 2014 memang penuh kisah ternyata karena "Kita adalah Cerita".



Ikut KPP 2014 terasa sangat kenyang. Acaranya full inspirasi dan imajinasi. Dan free pula. All access and privilege hanya untuk penulis. Keren kan? Terharu malah, apalagi bagi penulis baru macam kami. Ada banyak booktalk, launching buku baru, kelas penulisan, pentas penulis yang membuat KPP 2014 makin hidup. Lokasi acaranya juga sangat menyenangkan, sebut saja kampung Yunani ala Jawa. Makanannya Eropa, gaya bangunannya Yunani punya, tapi cita rasanya tetap Jawa. Kalau kata editor kami, "Lokasinya Instagram banget." alias banyak pojok seru untuk foto-foto dan diupload di Instagram, Path, dan sejenisnya.




Well, semua sangat menyenangkan.

Lalu bagaimana dengan spot kami sebagai penulis horor? Kami ini dirujuk pada para penulis kisah horor yang terbit di Bukune.

Suatu kehormatan, di KPP tahun ini beragam tema disajikan, mulai dari tema cinta, perjalanan, komedi, hingga horor. Ya, itulah tempat kami. Ada satu sesi untuk Bioskop Horor.




Karena sudah disediakan slot selama 2 jam, tentu takkan disia-siakan. Bioskop Horor di malam minggu karena pacaran malam minggu sudah terlalu mainstream.

Kami memutar 4 film, Cermin, Love Hurt, Grave Torture, dan Dara yang berdurasi 25 menit. Semuanya termasuk kategori film pendek. Nonton horor di sore hari menjelang magrib memang termasuk hal yang antimainstream. Didukung pula dengan cuaca yang sedikit mendung-mendung rindu. Meski film pendek, justru menonton film yang berbeda judul secara 90 menit berturut-turut membuat kepala migrain. Unsur horor seperti yang disebutkan oleh Ade, salah satu penulis, slasher, thriller, tragedy terangkum jadi satu dalam Bioskop Horor KPP 2014.



Sedikit cerita, bocoran dari salah satu teman penulis horor kami, sebut saja Ayumi (nama sebenarnya), bercerita di sesi diskusi bahwa ada yang menemani saat Bioskop Horor sedang berlangsung. Film pertama, Cermin, masih pemanasan. Film kedua, Love Hurt, hawa 'panas' mulai terasa. Film ketiga, Grave Torture, ada yang numpang lewat di sebelah layar. Film terakhir, Dara, ada yang ikut nonton di bagian belakang penonton, berdiri sendiri menyandar tembok. Ternyata menonton horror bisa mengundang 'sesuatu' ya. Kita memang tak sendiri.


Diskusi horor berlanjut pada pengalaman menulis horor masing-masing personil. Ya, kami sekumpulan penulis horor yang hadir hari itu antara lain penulis After School Horror, Ade Igama penulis seri Takut: Bisikan Kotak Musik, Ayumi Chintiami penulis My Creepy Diary dan Creepy Diary 2, Rettania penulis seri Takut: Apartemen Berhantu, Ageng Wuri, Dea Sihotang, Indra Maulana dan saya sendiri Sulung S. Hanum penulis Penunggu Puncak Ancala. Yeah, kami belum kapok untuk menulis horor, kok, karena memang masih banyak yang harus digali dari unsur horor itu.

Rettania bilang, "Di setiap cerita horor pasti ada unsur tragedi di dalamnya." Ayumi bilang, "Aku nulis bukan untuk menakut-nakuti orang. Aku senang kalau novelku dibaca berulang-ulang." Dea malah berucap, "Setiap perjalanan itu jadi cerita. Nah, seru juga kalau cerita perjalanan ada horornya. Masih penasaran."

So, apa yang kamu dapat dari KPP 2014? Yang pasti aku membawa pulang segudang ide untuk lanjut menulis. Sampai ketemu di KPP 2015.


Komentar

Popular Posts