Derawan Trip : Dikawal Lumba-Lumba, Dikerumuni Ubur-Ubur di Kakaban

Destinasi utama saat kita menjelajahi Kepulauan Derawan adalah danau ubur-ubur di Kakaban. Setelah sebelumnya aku ke Danau Jelly Fish di Togean, ini aku menjenguk saudaranya di Kakaban. Jenis ubur-uburnya sama, yaitu ubur-ubur tanpa sengat. Konon, orang lebih kenal ubur-ubur di Kakaban dibanding di Togean. Mungkin karena lokasi Kepulauan Derawan relatif lebih gampang dijangkau ketimbang Kepulauan Togean di Teluk Tomini Sulawesi Tengah.
FYI, danau ubur-ubur tanpa sengat Cuma ada di Derawan, Togean, dan Raja Ampat. Oleh karena itu, kita patut bangga bisa bertemu dengan ubur-ubur tanpa sengat yang langka dan cuma ada di Indonesia.Intinya sih, di mana pun lokasinya, bermain dengan ubur-ubur lucu ini selalu menjadi hal menarik dan menyenangkan.

Ubur ubur di Danau Kakaban, Kepulauan Derawan

Danau Kakaban berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dan termasuk ke dalam Taman Nasional Derawan. Kalau mengunjungi Taman Nasional Bawah Laut Derawan, Danau Kakaban harus masuk list wajib. Luasnya mencapai sekitar 700 hektar. Ada ratusan ribu spesies ubur-ubur tanpa sengat yang hidup di sini.

Hal pertama yang harus diingat sebelum nyemplung ke danau berisi jutaan populasi ubur-ubur tanpa sengat ini adalah dilarang pakai sunblock. Zat kimia dapat menyengat tubuh ubur-ubur yang sangat rentan dan transparan itu. Nggak mau kan nanti populasi ubur-ubur ini jadi berkurang.

Danau air payau menjadi lokasi aman bagi sang ubur-ubur. Konon, katanya pada saat danau ini terbentuk dan ubur-ubur yang terkurung di sini menjadi kehilangan daya sengatnya. Entah ini jadi hal yang menguntungkan atau malah merugikan bagi si ubur-ubur. Yang jelas berkat kejadian alam ratusan tahun lalu, kita jadi bisa leluasa menyentuh binatang berupa jelly ini.

Pulau Kakaban relatif lebih dekat ditempuh dari Pulau Maratua. Saat speedboat kami berselancar menuju pulau itu, kerumunan lumba-lumba mengiringi kami. Mereka dengan riang gembira beratraksi di laut bebas dan menuntun kami ke Pulau Kakaban. Lumba-lumba yang baik.


Salah satu lumba-lumba yang mengawal kami ke Pulau Kakaban.
Saat kami tiba di Pulau Kakaban, kami disambut dermaga kayu (lagi). Pulau ini tak berpenghuni, hanya berupa rimbunan hutan bakau. Setelah ganti baju untuk berenang (ada kamar ganti di sana) kami pun menyusuri jembatan kayu, masuk ke kedalaman hutan yang lebat. Kayunya sedikit berderit, tapi aman. Danau ubur-ubur letaknya persis di tengah-tengah pulau ini. Perjalanan menuju danau relatif lebih mudah dengan adanya jembatan. Ini juga satu nilai plus Kakaban dibanding Danau Jellyfish di Kepulauan Togean. Di sana, kita harus trekking bukit karst dulu untuk menemukan danau ubur-ubur. Tidak ada jembatan seperti di Pulau Kakaban ini.



Tidak sulit bagi kami berjalan menyusuri hutan yang rapat. Tapi, ya harus hati-hati karena kayu-kayunya sudah lapuk. Kami bukan pengunjung pertama hari itu di Pulau Kakaban. Namun, untungnya, saat kami datang, danau kebetulan sudah sepi.



Setelah menerobos hutan beberapa saat, akhirnya kami menemukan dermaga di tepian danau air asin. Ini dia tempat tinggalnya ubur-ubur tanpa sengat. Tanpa basa-basi, kami langsung masuk ke danau. Dilarang lompat bebas dan dilarang menggunakan fin. Ubur-ubur ini sangat rapuh. 




Dermaga danau Kakaban.

Ubur ubur bulan yang bening, nyaris tak terlihat.

Ubur-ubur bulan di dasar danau
Ubur ubur terbalik selalu sembunyi di dasar danau.


Jenis ubur-ubur emas.







Di dalam Danau Kakaban, kita akan mendapati beberapa jenis ubur-ubur tanpa sengat, yaitu ubur-ubur bulan, ubur-ubur tutul, ubur-ubur kotak, dan ubur-ubur terbalik. Ubur-ubur tutul dan ubur-ubur terbalik mendominasi jumlah spesies ubur-ubur di Danau Kakaban ini.


Bermain dengan ubur ubur.

Komentar

  1. keluar juga akhirnya tulisan ini... bikin iri. hahahahaha

    BalasHapus
  2. Yuhuuuuu, akhirnya gue harus memaksakan diri untuk ngeblog utang utang tulisan. Hahahah. Ah, seiri-irinya lo, postingan lo dibayar orang. Gue yang iri :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts