Trip to Pari Island (I) : Muara Angke Riuh, Naik Kapal Goyang-goyang


Rencana liburan ke Kepulauan Seribu sudah lama kuidamkan. Liburan murah, bisa mantai sepuasnya, plus bisa refreshing. Letaknya pun tak jauh-jauh amat dari Jakarta.
Lalu muncullah wacana ke pulau Pari. Setelah melihat-lihat pulau mana yang bakal seru untuk dikunjungi, pilihan jatuh kepada Pulau Pari.



Biasanya aku liburan sendiri tanpa harus menggunakan jasa tour agent. Tapi karena kepulauan dan mesti berangkat naik kapal lalu di sana tinggal di homestay yang entah bagaimana bentuknya, lebih baik menghubungi tour agent. Jadi liburannya tinggal bawa badan menikmati aroma kepulauan seribu yang.... ciamik.

Untuk liburan singkat kali ini, rombongannya agak beda. Karena ini open trip, jadi siapa saja boleh ikut, tapi tetap ada partner traveling tetapku; Junisatya, Ageng, dan Ail. Yang lainnya ada teman-teman kost (Teh Yosi dan Nunu) serta temannya teman kostku (Wati). Jadilah dengan tim yang bertujuh ini berangkat ke Muara Angke di Sabtu subuh (21/9/13). Kami akan bertemu dengan tour guide trip Pulau Pari ini di sana. Semua sudah diurus rapi olehnya, Arifin a.k.a. Ipin.

Ternyata Ipin tidak sendiri, dia membawa 2 temannya, Kiki dan Dewi untuk meramaikan perjalanan kami. Ya, tak apalah, yang penting seru-seruannya.

Meski masih pagi, Muara Angke sudah sangat ramai, dipenuhi pemuda-pemudi yang juga mau berlayar ke Kepulauan Seribu. Dandanannya pun beda-beda. Ada yang adventurer banget menyandang tas ransel besar, ada juga yang ala di Bali, memakai topi lebar, kacamata hitam dengan setelan celana pendek dan tanktop. Pokoknya beragam orang, tujuannya sama: liburan.
Masih pukul 6 pagi, pelabuhan Muara Angke panas, gerah, bau amis. Jalanan becek. Tapi semua orang seperti tidak peduli. Yang penting hati senang, siap-siap untuk forget Jakarta untuk sesaat.

Pelabuhan sangat padat. Kami pun mengantri untuk naik kapal. Beberapa kapal di sana sudah penuh. Kapal-kapal itu akan juga punya tujuan ke macam-macam pulau. Kami naik kapal yang tentu saja tujuan Pulau Pari. Mumpung masih kosong, kami mencari tempat yang pas untuk selonjoran. 

Perjalanan dengan kapal ke Pulau Pari menghabiskan waktu 2,5 jam. Kami sudah mengambil posisi enak untuk tidur-tiduran selama di perjalanan. Maklum, packing semalaman dan berangkat subuh itu membuat mata kami masih mengantuk. Ditambah lagi ada yang mabuk laut (sebut saja Nunu). Setelah sarapan mie goreng dan minum antimo, kami tidur telentang di kapal yang terombang-ambing. Pemandangan laut di sekitar Angke masih keruh, jadi tidak ada pemandangan yang asyik dilihat. Tidur memang solusi paling bagus mengingat jadwal selama di Pari sudah diatur dan kami harus hemat energi.

Komentar

Popular Posts