Jalan-Jalan ke Riau Kompleks

Riau Kompleks

Kita kenalan dulu yuk, dengan Riau Kompleks yang merupakan komplek tempat tinggal dan kawasan industri APRIL Group di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau. Aku semangat banget nih mau cerita tentang hal-hal menarik yang kutemui di Riau Kompleks.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL

Sebenarnya nama Riau Kompleks adalah sebutan buat komplek khusus di lingkungan APRIL, Pangkalan Kerinci. Perusahaanya tumbuh pesat, karyawannya pun hidup di dalamnya bersama keluarga yang mereka bawa. Akhirnya terbentuk satu harmoni keluarga besar APRIL di lingkup Pangkalan Kerinci. Namun, yang pasti, kompleks ini bukan sekadar perumahan biasa. Yang kulihat, tempat ini lebih jauh lagi punya misi tersendiri, yaitu menjadikan kawasan terintegrasi ini lebih membumi, ramah lingkungan dan membentuk ekosistem yang menjunjung prinsip berkelanjutan.


Discover APRIL

Ini adalah nama akun social media APRIL yang sudah ku-follow sejak lama. Selain karena memang ada kolaborasi dengan akun social media ini sebelumnya, tapi lama-kelamaan aku tertarik dengan image sustainable yang mereka bangun, beriringan dengan misi APRIL 2030 membangun iklim positif bebas emisi. Targetnya adalah bisa memenuhi 90% kebutuhan energi pabrik dari sumber-sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (2)

Sesuai namanya, mari discover apa saja yang menarik dari misi APRIL dalam mewujudkan prinsip berkelanjutan? Beruntungnya aku bisa mengunjungi APRIL dan melihat upaya-upaya APRIL dalam membangun iklim positif di kawasan industri. Siapa tahu, dari ceritaku ini, aku bisa bawa pulang oleh-oleh menarik untuk teman-teman yang membaca blog ini untuk memulai hidup ramah lingkungan. Ya kan?!


Keliling Riau Kompleks Naik Bus Listrik

Perjalanan dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci menghabiskan waktu 2 jam. Sungguh aku lelah sebelum mobil memasuki kawasan APRIL. Namun, lelahku hilang saat benar-benar sampai di hotel tempat kami menginap. Rupanya kami menginap masih di kawasan APRIL. Di sini terdapat Hotel Unigraha di dalam kawasan industri untuk para tamu perusahaan dan expatriate yang sedang dinas. Wih, aku berasa jadi tamu penting banget ya bisa menginap di hotel ini.

Nuansa sustainable itu sangat terasa dari Hotel Unigraha. Hampir segala elemen di hotel ini adalah produksi sendiri. Elemen furniture menggunakan kayu, wall decor-nya memberikan sebuah identitas, kombinasi songket Melayu dan hiasan dari acacia atau eucalyptus, bahan baku kertas. Untuk tempat tidur dan sofa dibuat dari bahan viscose fibre, tissu dari pulp, oleo chemical shampoo, dan sebagainya. Semuanya adalah bahan-bahan yang diproduksi APRIL yang tentu ramah lingkungan. Mereka menghindari kemasan plastik. Jadi untuk air minum tinggal refill. Tumblr yang kubawa sangat terpakai di sini. Aku sampai takjub sendiri. Begini rasanya hidup benar-benar ramah lingkungan, bisa kita mulai dari hal-hal ringan.


Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (3)

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (4)

Nggak sampai di situ, aku diajak jalan-jalan keliling kompleks naik bus listrik. Rupanya APRIL sudah menyediakan bus listrik untuk mobilitas karyawannya. Ini adalah bus listrik pertama yang beroperasi di tanah Melayu. Bagi teman-teman di Jakarta, mungkin sudah familiar dengan bus listrik Transjakarta, bukan? Nah, bus listrik APRIL ini juga serupa. Mesinnya halus banget, sampai nyaris nggak terdengar, bahan bakarnya listrik jadi nggak ada asap knalpot yang mengotori udara. Ini salah satu upaya APRIL untuk membangun ekosistem yang sehat di lingkungan kerja dengan menyediakan transportasi rendah emisi. APRIL punya beberapa unit bus listrik, ada yang berukuran besar dan ada yang kecil.

Aku diajak menyusuri Riau Kompleks yang asri menuju ke perumahan tempat tinggal karyawan. Jadi APRIL sendiri menyediakan tempat tinggal berbagai model, berupa apartemen, mess, rumah 1 tingkat dan 2 tingkat. Fasilitasnya pun mengikuti, seakan aku lagi tur sebuah real estate yang punya fasilitas publik lengkap, seperti taman bermain untuk anak-anak, jogging track, tempat ibadah, lapangan olahraga, kantin, kafe, minimarket, dan klinik kesehatan. Sepertinya kalau jadi karyawan APRIL atau keluarga dari karyawan APRIL, kita nggak butuh ke mana-mana lagi. It is the real Riau Kompleks, kota kecil yang sebuah negeri penghasil kertas.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (5)


Panel Surya Sebagai Sumber Energi

Aku berkunjung ke panel surya yang terhampar luas di salah satu lahan APRIL. Rupanya pemasangan panel surya ini nantinya akan menjadi panel surya terbesar oleh perusahaan swasta di Indonesia dan yang pertama dibangun di atas landfill (lahan tidak produktif, tempat pembuangan limbah pabrik) yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (5)


Tahun 2021, operasional pabrik menggunakan 87% energi terbarukan dari panel-panel surya ini. Mereka berharap tahun 2030 bisa mencapai angka 90% bahkan 100%. Coba bayangkan, setiap 1 megawatt yang dihasilkan dapat mengaliri hingga 500 rumah. Kebayang kan, bagaimana potensialnya panel-panel surya ini untuk kebutuhan operasional bahkan lingkungan Pangkalan Kerinci di sekitar APRIL.


Proses Pembibitan Cikal Bakal Kertas

Aku baru tahu kalau kertas yang diproduksi oleh APRIL berasal dari pohon akasia dan eucalyptus. Aku diajak berjalan-jalan ke Kerinci Tissue Culture Lab buat melihat perawatan dari bibit dua jenis tanaman ini. Kamu tahu gak siklus bibit-tanam-panen dari dua jenis tanaman penghasil kertas ini adalah 4-5 tahun. Tentu saja sebelum ditanam di lahan hutan tanaman industri, perawatan bibit harus steril, dimulai dari Kerinci Tissue Culture Lab ini.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (6)

Setelah beberapa minggu ditumbuhkan di dalam jar-jar steril, tanaman dipindah ke Kerinci Nursery, sebuah hall besar tempat tanamannya mulai tumbuh besar. Kadar air dan kelembaban udara sangat diperhatikan di sini. Bibit butuh minimal 8 minggu untuk siap ditanam di hutan tanaman industri. Perkembangan akar harus bagus agar batang tanaman tidak mudah tumbang atau disebut akar kompak.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (7)

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (8)


Menerabas Hutan Kertas dan Naik Menara GHG

Sebelum jalan-jalan ke hutannya bahan baku penghasil kertas, aku harus pakai sepatu tebal dulu dan helm. Setelah semua perlengkapan ready, kami bersiap buat masuk ke hutan cikal bakal kertas. Ini adalah hutan tanaman industri yang dikelola oleh APRIL berdasarkan izin dari pemerintah. Di sinilah pohon akasia dan eucalyptus tumbuh dan dipanen secara bergantian. Semuanya berkesinambungan, tak pernah berhenti. Hutan ini selalu ada, tumbuh-berkembang-panen-tumbuh-berkembang-panen. Begitulah siklusnya.

Kali ini tujuanku masuk hutan adalah untuk melihat landscape hutan di Pelalawan ini dari ketinggian 40 meter.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (9)

Sepanjang jalan masuk hutan, aku melihat truk-truk mengangkut batang-batang pohon akasia dan eucalyptus yang selesai dipanen untuk dibawa ke pabrik dan dipotong menjadi wood chips, lalu menjadi brown pulp, diolah lagi menjadi white pulp, hingga diolah terus menjadi lembaran pulp dan selanjutnya menjadi kertas.

Aku sampai di tepian kanal gambut. Yes, kami harus melanjutkan perjalanan dengan perahu kecil. Sekilas aku teringat pengalaman naik perahu di Rammang-Rammang, Maros, Sulawesi Selatan. Bedanya, kalau di Maros aku melihat view bukit-bukit karst menjulang, kali ini di Riau, kulihat pohon eucalyptus mulai tumbuh besar. FYI, tanaman eucalyptus bisa mencapai 24 meter dalam 5 tahun dan siap dipanen.

Aku naik boat menuju GHG (Greenhouse Gas) Tower dengan tinggi 40 meter. Sebelum naik menara, kami diberi safety belt untuk ditautkan saat sampai di puncak menara. Kebayang kan naik ke GHG Tower ini agak ngeri-ngeri sedap. Apa sih fungsi GHG Tower?

Greenhouse Gas Tower adalah 1 dari 4 GHG Tower yang dimiliki APRIL dan hanya ada 10 di Indonesia. GHG Tower ini bagian dari riset data dalam mengukur emisi gas rumah kaca. Mereka menggunakan teknik eddy covariance, teknik paling canggih yang saat ini tersedia untuk mengukur emisi gas rumah kaca di ekosistem.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (10)

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (11)

Di puncak menara, sudah tersedia alat perekam kadar oksiger, karbon dioksida, metana, dan kadar air dari tutupan lahan yang terbentang luas ini. Datanya dihimpun untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai karbon dioksida dan metana dari berbagai jenis lahan. Tentunya inisiatif ini merupakan bagian dari kontribusi APRIL untuk menyediakan data tidak hanya bagi para peneliti tetapi juga untuk masyarakat dalam melakukan pengelolaan lahan berkelanjutan di masa depan, sekaligus upaya kami dalam mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

View-nya memang cakep banget dari puncak menara ini. Hutannya rapi banget. Meski ini hutan tanaman industri, tapi APRIL tetap punya misi untuk restorasi hutan alami di semenanjung Kampar dan Pulau Padang, Provinsi Riau. Ini bagian dari komitmen APRIL 1 for 1. Artinya, setiap 1 hektar hutan tanaman yang dihasilkan, mereka juga merestorasi 1 hektar hutan alam untuk menjaga habitat dan keanekaragaman hayati.

Wah, komitmen APRIL menuju iklim positif bebas emisi tahun 2030 melalui #APRIL2030 memang nggak main-main.

Riau Kompleks, GHG Tower APRIL (12)

Sekian ceritaku selama berada di Riau Kompleks. Kira-kira apa yang kita dapat dari kisah Riau Kompleks ini? Setidaknya aku melihat secara nyata bahwa mimpi untuk hidup bebas emisi karbon itu bisa diwujudkan sedikit demi sedikit. APRIL memulai langkahnya di lingkungan industri. Jika kita bisa memulainya juga dari rumah, tentu mimpi hidup di tengah iklim positif bebas emisi jadi nggak begitu muluk lagi.

Yuk, semangat yuk. Mari mulai tahun 2023 ini dengan hidup sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Komentar

Popular Posts