Sweet and Peace

Saya baru saja membaca beberapa buku tentang cinta. Eiits, bukan tentang cinta dengan pasangan ya, melainkan tentang kebesaran cinta yang ada di hati masing-masing kita.
Cinta mendatangkan kedamaian. Cinta mendatangkan kekuatan. Cinta mendatangkan perlindungan. Cinta mendatangkan warna.

Ya warna.
Tak ada yang lebih indah tanpa elemen warna yang melingkupi kita. Orang yang buta warna bukanlah orang yang tidak dapat melihat warna. Cinta-lah yang menuntun mereka mengenali selingkung warna yang tertoreh di bumi. Warna lalu mendatangkan rasa.

Sip. Rasa.
Manis, hambar, pahit, asin, pedas, dan asam. Lidah tak akan berbohong dalam mengecap rasa. Begitu juga dengan warna. Kita tak akan dapat menghindarkan mata dari warna. Manis menjadi favorit. Semua menyukai rasa manis. Tetapi rasa manis itu tidak akan ada harganya jika kita belum mengecap rasa lainnya. Sejuta rasa itu terlahir dari warna. Dan sejuta warna itu bergantung kepada eksistensi cinta. Saya pikir kita bisa melihat hidup dari sebuah candyland.

Candyland tentu saja.
Yang tak akan bergulat lagi dengan kepahitan. Semuanya damai, lembut, bersahabat. Kenapa kita tidak mencoba mengecap hidup serasa kita berada di candy land, harmonis, sesekali dapat tertawa, tersenyum dengan manisnya, penuh syukur dengan indahnya pesonanya.

Hidup akan lebih berarti. Hidup akan lebih berwarna karena kita mengetahui sebuah getaran di jantung ini. Selama jantung itu berdenyut, di sana pula cinta dan penghidupan itu saling berjalan beriringan. Sekali lagi, ini bukan tentang cinta di bulan cinta. Ini hanya sketsa plot cinta yang saya kenali dari kombinasi warna yang menakjubkan.









Komentar

Posting Komentar

Popular Posts