Penunggu Puncak Ancala memang sangat super. Super
penulisnya, super bukunya, super editornya, super penerbitnya, super
kisahnya, super pula pembacanya. Setelah terbit awal Oktober 2013,
akhirnya kami Pancala alias 5 Penulis Ancala (Indra, Acen, Dea, Ageng,
dan aku) berkesempatan ngobrol asyik bersama para pembaca dan khalayak
umum. TM Bookstore Depok Town Square, 1 Desember 2013 menjadi saksi
langkah pertama kami melahirkan jejak Penunggu Puncak Ancala ini. Ya,
Penunggu Puncak Ancala telah rilis secara resmi. Dan kami berlima ada di
sana siang itu, berbincang dengan pembaca. Penerbit Bukune dengan
ciamik menyiapkan spanduk lebar yang digantung di langit-langit TM
Bookstore Detos. Beberapa bangku telah berjajar di tengah-tengah diapit
oleh rak buku.

Wah,
kami sangat antusias sekali hari itu. Antusias pertama karena kami
berlima semakin kompak dan semakin sering bertemu lalu tertawa-tawa.
Antusias kedua adalah karena kami akan eksis bersama untuk kali pertama.
Antusias ketiga adalah penasaran ingin melihat seberapa antusias orang
menyambut terbitnya buku kami. Antusias berikutnya tentu saja menunggu
makan enak dan puas yang dijanjikan oleh Om Em, si penanggung jawab
Ngobrol #Ancala usai acara. Yes!
Ngobrol #Ancala
berlangsung selama 2 jam, dari pukul 14.00 hingga pukul 16.00. Lalu....
di luar dugaan ternyata bangku yang tersedia cukup penuh. Dan banyak
pula yang memilih berdiri atau mengintip dari balik beberapa rak. Yang
pasti, acara Ngobrol #Ancala sukses menarik perhatian pengunjung TM
Bookstore Detos siang itu.
30
menit pertama kami masih malu-malu berkenalan dengan pembaca dan
menjawab pertanyaan moderator yang notabene adalah editor Penunggu
Puncak Ancala, Ry Azzura. Pertanyaannya seputar pengalaman menulis dan
pengalaman mendaki gunung plus pengalaman horror. Lalu, obrolan semakin
mengalir dan sepertinya cukup membuat penonton antusias. Partisipannya
tidak cuma remaja, tetapi ibu-ibu dan bapak-bapak juga yang kebetulan
pencinta gunung.
Kami sangat senang melihat atensi
pengunjung TM Bookstore yang lumayan ramai sore itu. Interaksi kami
tidak cuma sepihak dan tidak cuma sebatas tanya-jawab. Ada sesi curhat,
sharing pengalaman, atau malah sekadar memberi selamat. Selain itu, yang bikin orang-orang antusias adalah adanya
reward
untuk penanya atau penanggap. Ya, sedikit oleh-oleh dari Bukune dan
kami berlima. Khususnya Dea yang bagi-bagi souvenir sisa perjalanannya
melalang buana ke berbagai negara. Kado dari Dea laris manis.
Seru
juga ternyata talkshow seperti ini. Format acaranya dibuat santai.
Penulis dan pembaca pun menjadi dekat. Apalagi topik-topik mengenai
kisah horror, perjalanan, penjelajahan, khususnya gunung sungguh tema
yang menarik. Sepertinya waktu 2 jam tidak cukup untuk ngobrol banyak.
Obrolan dari kepenulisan, penerbitan, hingga pengalaman mendaki gunung
dan menjelajah alam benar-benar menjadi
trending topic hari itu.
Usai
berbincang-bincang, yang meski belum semuanya puas, tapi karena waktu
membatasi, kami harus lanjut ke sesi book-signing. Pengunjung sampai
petugas TM Bookstore ikut bergantian dalamm book-signing ini. Sesekali
kami juga sempat diculik untuk foto bareng pembaca. Yang pasti seru dan
menyenangkan. Ini baru Ngobrol #Ancala yang pertama, menandakan
launching Penunggu Puncak Ancala. Akan ada Ngobrol #Ancala berikutnya di
tempat dan kota yang berbeda. Tak sabar bertemu pembaca, karena tanpa
mereka kami tak berarti apa-apa.
Selamat membaca, ya.
Udah selesai baca bukunyaaa... Masing-masing cerita punya ciri khasnya sendiri, ya... salut! Nggak banyak, lho, ada buku yang bisa ngegabungin lebih dari dua penulis yang notabene beda-beda cara penyampaiannya. Semoga makin kompak yaa buat penulis-penulisnya! Ditunggu karangan solonya :D
BalasHapusCheers,
Junisatya
Wah, terima kasih Junisatya. Jadi semangat nulis terus nih. Aamiin. Doakan ya kami mengeluarkan karya solo :))
BalasHapus