TRAVELING 3 NEGARA 8 HARI SINGAPORE-MALAYSIA-THAILAND SELATAN (PART 1)
PART 1: Explore Singapore
Aku menamai perjalanan ini sebagai Malay Peninsula Trip karena menyusuri Semenanjung Malaya menyentuh 3 negara sekaligus. Kelihatan keren ya aku menamakan trip ini.
Disclaimer dulu, membaca cerita perjalananku ini akan sangat melelahkan, karena kami berjalan tanpa istirahat. Jadi duduk manis, tarik napas yang dalam, dan baca tulisan ini dengan rileks.
Oke, kita lanjut ya.
Dimulai dari dapat tiket promo dari salah satu online travel agent, aku bersama 2 orang teman nekat beli tiket pp 8 hari. Berangkat ke Singapura, pulangnya dari Kuala Lumpur.
Sebenarnya trip Singapura-Malaysia jadi pengulangan bagiku. Tapi karena partner jalannya berbeda, jadi aku bersedia aja ambil tiket murah ini ke sana. Jakarta-Singapura dapat promo tiket Air Asia Rp196.500. Murah sekali kan. Pulangnya Kuala Lumpur-Jakarta di harga Rp300.000-an.
Kira-kira pengalaman apa saja yang kudapat dari trip ini?
Jadi, setelah beli tiket promo ini, aku pun menggodok beberapa destinasi yang bisa dilakukan selama trip 8 hari. Oh iya, aku trip bertiga dengan Decky Tri dan Ipul Sudibjoe. Mereka partner ngonten barengku selama ini. Jadi sesekali kami ngonten bareng di luar negeri bersama. Aku ceritakan day per day ya. Siapa tahu bisa jadi itinerary perjalanan kamu juga.
Day 1 Jakarta-Singapore
Dari Jakarta, aku naik pesawat AirAsia sore. Baru berangkat aja kami sudah menemukan drama pertama. Kelebihan bagasi. Jeng...jeng...jeng...
Niat awalnya kami memang tidak memesan tambahan bagasi. Jadi mau bawa koper kabin. Mau irit. Tapi, ternyata saat masuk ruang tunggu, tim AirAsia melakukan pengecekan barang bawaan semua penumpang. Ditimbanglah koper dan backpack kecilku. Ternyata lebih dari 7 kg. Jadi salah satunya harus dimasukkan ke bagasi. Setelah berembuk dan tawar-menawar, kami bisa memasukkan salah satu koper aja dengan berat maksimal 20 kg. Yah, baru berangkat aja udah boncos ya. Tapi bukankah ini bumbu dari traveling. Ada aja dramanya. Yang penting penerbangan lancar sampai Singapore.
Kami sampai di International Changi Airport malam hari. Pas Magrib sih. Pengecekan imigrasi lancar pakai auto gate. Minusnya, nggak ada tambahan cap imigrasi di pasporku. Padahal aku termasuk kolektor cap imigrasi di berbagai negara yang kusinggahi. Tapi kali ini sudah digantikan oleh teknologi.
Dari bandara, setelah foto-foto di Jewel Changi, sebuah mandatory kalau landing di Singapore, aku langsung naik MRT menuju hotel. Hotel kami berada di kawasan Orchard Road, jadi gampang ditempuh dengan MRT. Tinggal jalan kaki dari stasiun Orchard ke hotel. Kami stay 1 malam di Holiday Inn Express Singapore. Ini tuh salah satu hotel yang banyak diminati sama turis Indonesia. Mungkin karena lokasinya yang dekat dengan MRT dan juga berada di kawasan Orchard Road.
Day 2 Singapore
Selamat pagi, Singapore. Ini bakal jadi hariku yang padat di Singapore. Kami sarapan di hotel dan langsung check out. Tapi barang-barangnya masih dititip di lobi hotel. Kami akan explore Singapore seharian. Btw, karena waktunya sangat singkat di Singapore, aku hanya mengunjungi beberapa tempat wisata yang mainstream. Tapi bisa jadi inspirasi buat kamu yang belum pernah ke Singapore ya.
Kami naik MRT ke Raffless Place MRT Station. Di sini aku jalan kaki aja melewati Cavenagh Bridge yang jadi jembatan tertua di Singapore. Jembatan ini membentang pendek di atas Singapore River. Bentuknya klasik karena buatan Inggris. Di area ini ada museum dan taman-taman. Aku sempat beli es krim Singapore rasa peppermint dan duduk di pinggir sungai. Aku juga berfoto di Mirror Balls 24 Hours, salah satu instalasi taman yang terkenal di Singapore. Di sini aku mendengar suara-suara berdengung yang direkam oleh mirror balls setiap hari dan bisa kita dengar sayup-sayup di area ini. Ajaib deh rasanya. Seperti ada suara-suara di tengah suara bising perkotaan.
Di sebelahnya ada Victoria Theatre. Bangunannya klasik Eropa. Kalau kamu ke Singapore, wajib banget buat photo stop di sini.
Dari kawasan bersejarah ini, aku jalan kaki entah berapa puluh meter buat ke Merlion Park. Kayaknya kalau nggak photo stop di sini, belum sah ya ke Singapore. Berfoto dan bikin video di patung singa yang jadi ikon negara Singapura pasti cakep.
Setelah itu, aku jalan kaki lagi melewati jembatan Marina Bay ke Marina Bay Sand. Ini mall megah di Singapura. Sebenarnya tujuanku dan teman-teman ke sini hanya untuk ngadem. Walaupun namanya Singapura, tetap saja negara ini adalah sebuah pulau tropis di Semenanjung Malaya. Panas banget. Apalagi sampai siang itu aku udah jalan kaki entah belasan ribu langkah.
Aku jalan-jalan tipis di mall ini, tanpa belanja tentunya, sadar diri kalau nggak banyak bawah Dollar Singapore hari itu. Decky mengajak kami buat ke Gardens by The Bay. Ada shortcut yang nyambung ke Marina Bay dan Gardens by The Bay.
Aku melepas rindu mengunjungi Gardens by The Bay setelah ke sini 10 tahun lalu. Nggak banyak aktivitas yang dilakukan di sini. Aku hanya berjalan-jalan di tengah taman terbuka yang gratis, melewati OCBC Skyway yang terkenal, dan kemudian cari stasiun MRT terdekat. Lupa kalau kami belum makan siang.
Kami naik MRT ke arah Bugis. Ini juga kawasan turistik banget. Orang Indonesia pasti ke Bugis dan bahkan banyak yang menginap di sekitar sini. Kawasan Bugis terkenal dengan makanan halalnya, ada Arab street yang estetik, artsy, dan muslim friendly. Ada masjid yang terkenal di Bugis, dan di sanalah aku salat zuhur dan ashar. Namanya Sultan Mosque. Lokasinya di Kampong Glam dan menjadi pusat perkembangan Islam di Singapore.
Baiklah, menjelang sore, ada satu tempat lagi yang bisa dikunjungi. Fortcanning Tunnel. Ini salah satu spot yang baru-baru ini terkenal di Instagram, jadi buat foto di sini, antrenya panjang sekali. Tapi sayangnya, aku sampai di lokasi menjelang magrib. Kalau nggak antre sih fotonya akan lumayan paripurna. Karena antreannya panjang, jadinya aku dapat giliran saat menjelang gelap. Mungkin suatu hari nanti aku kembali ke Singapore untuk foto di Fortcanning Tunnel lagi.
Btw, aku ke sana naik bus, ini kali pertama aku naik bus di Singapore. Selama ini aku selalu mengandalkan MRT ke sana kemari. Ternyata sistem pembayarannya sama, tinggal tap kartu EZ link (kartu transportasi di Singapore) atau pakai kartu debit/credit contactless. Semua mudah dan seru banget. Kenapa nggak dari dulu ya kalau ke Singapore cobain semua transportasinya.
Perjalananku nggak berakhir saat magrib itu. Masih ada 1 destinasi yang kami tuju. Sentosa Island. Sejujurnya hari itu sungguh melelahkan. Kurang tidur, berangkat pagi-pagi dari hotel, jalan kaki entah berapa belasan ribu langkah dalam 1 hari. Rasanya aku hanya ingin duduk selonjoran di resto hotel. Tapi karena Singapore ini day trip, dan kami akan pindah negara tengah malam nanti, mari maksimalkan hari di Singapore ini dengan baik. Lebih tepatnya aku masih ada 1 partnership dengan brand di kawasan Sentosa Island. Jadi mau nggak mau, aku memang harus ke sana malam itu.
Kalau ke Sentosa Island, pasti orang mikirnya cuma Universal Studio Singapore. Tapi enggak, aku nggak ke sana. Walaupun tetap foto di depan landmark terkenal di Universal Studio Singapore juga sih. Kami masih sempat menikmati sunset di Sentosa Island. Lalu pindah ke lokasi yang kami tuju, Harry Potter: The Forbidden Forest Experience.
Sebagai Potterhead, aku sudah menantikan bisa datang ke exhibition ini sejak lama. Exhibition-nya dibuka malam hari dan terbatas. Jadi aku sudah lebih dulu dapat tiketnya dari satu brand. Akhirnya aku bisa merasakan experience langsung masuk ke hutan terlarang versi Harry Potter universe, sesuatu yang sudah diimpikan oleh semua Potterhead di seluruh dunia. Buat di Asia, exhibition-nya hanya dibuka di Singapore, kebayang kan gimana ramenya Potterhead yang antre di sini dari berbagai negara.
Setelah puas merasakan full experience di dunia Harry Potter, baru deh aku bisa bernapas lega. Hati senang meskipun kelelahan. Kami pulang ke hotel naik MRT. Bukan buat menginap, tapi buat mengambil luggage, bebersih sebentar, lalu pesan Grab menjelang tengah malam buat ke pool bus berikutnya yang sudah kami pesan.
Lewat tengah malam itu aku meneruskan perjalanan ke Kuala Lumpur. Kami naik bus malam, mencoba jalur darat Singapore-Malaysia, melewati border imigrasi Singapore dan Malaysia. Selanjutnya, tidur di sisa perjalanan menuju Kuala Lumpur.
Sampai jumpa lagi, Singapore.
Ceritanya aku lanjutkan di tulisan berikutnya ya. Nantikan part 2 dari traveling 3 negara ini selama 8 hari.
Komentar
Posting Komentar