Takabonerate Trip: Pulau Tinanja Pukul 12 Siang

Tidak lengkap kalau ke Takabonerate belum menginjak pulau-pulau kosong, alias tak berpenghuni. Mau merasakan hidup di negeri tak bertuan lalu menikmati santap siang di tengah semak dan ilalang? Inilah kami saat itu.

Pulau Tinanja Kecil menjadi pelabuhan penat kami yang lain. Saat perut lapar, kami terdampar di pulau yang tak terlalu besar ini. Setelah snorkeling di perairan Pulau Tinanja, perut kami harus diisi. Tepat pukul 12 siang, kami sampai di pulau ini. Dan, lihat, apa yang kami temukan!






Pasir super putih dan super lembut dengan air laut berwarna tosca. Siang-siang yang terik tak mengurungkan niat kami bermain air dan pasir (lagi). Pantai memang tak pernah membuatku bosan. Segerombolan pemuda menikmati pantai siang itu bak pasangan yang menunggu senja. Siang-siang romantis bersama sahabat.






Main pasir dan air tengah hari begini, kita layaknya sedang di-barbeque. Panas terik sudah membuat kepala kami berasap dan telapak kaki terpanggang. Telapak kakiku melepuh karena kadar panas pasir meningkat. Seorang teman akhirnya duduk terdiam karena kepalanya mulai pusing. Pusing melihat silaunya pantulan matahari pada pasir-pasir putih ini. Ya, indah memang, tapi kamu tidak akan tahu rasanya dibakar matahari di pantai ini. Panas pantai pukul 12 siang sungguh bukan teman yang baik untuk tubuh. Kami harus mencari tempat berteduh.

Saatnya makan siang memang. Kami mencari spot untuk duduk manis dan menggelar makanan.Tepat di tengah-tengah pulau, ada beberapa pohon rindang. Guide menuntun kami menuju pohon itu, melintasi semak dan rumput liar yang berduri. Dengan berbekal sandal jepit, kami harus rela digores ranting-ranting kering saat melintasi semak liar. Begitu sampai di bawah pohon besar yang rindang, aku langsung selonjoran. Rasanya keringat sudah membasahi seluruh badan. Kurasa, telur mentah bisa matang dalam sekejap di tengah pulau itu. Di sinilah makan siang kami digelar. Piknik cantik di tengah pulau tak berpenghuni. Hanya ada sekawanan orang-orang terdampar di pulau kecil ini yang kelaparan dan ingin berteduh.

Kami duduk bersama dan harus berbagi tempat dengan semut rang rang. Asal tidak mengganggu mereka, semua aman. Kami bisa makan siang dengan nasi kotak yang telah disediakan di kapal. Jangan tanya rasanya. Nikmat sekali.





Komentar

  1. Assalamualaikum kak sansadhia, suka sekali melihat postingan kakak. salam kenal kak

    BalasHapus
  2. ngga mau baca postingan ini.. *ngga diajak*

    BalasHapus
  3. I sometimes like to discover new posts on blogs.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts