Ada Apa dengan Cinta? 2 tayang juga. Rangga dan Cinta akhirnya bertemu untuk menyelesaikan urusan cinta mereka yang menjadi tanda tanya selama 14 tahun. Ini menjadi perayaan tentunya, perayaan reuni bagi pemain dan kru, perayaan nostalgia bagi penontonnya, serta perayaan kebangkitan film Indonesia dalam lensa budaya pop 15 tahun silam.
![]() |
Geng Cinta liburan ke Jogja. (Sumber foto: http://aadc2.com/) |
Tepat 28 April 2016, AADC 2 tayang di bioskop. Pada hari itu juga, kami, para penonton, berbondong-bondong untuk bernostalgia. Kami tumbuh, begitu juga AADC. AADC 2 adalah wujud pertumbuhan pemain dan segala set serta kisah. Rentang waktu yang amat panjang untuk mewujudkan sebuah sekuel. Pertanyaannya, apakah ini menjadi sekadar sekuel atau wajah baru AADC?
![]() |
Rangga dan Cinta dalam sebuah perjalanan. (Sumber Foto: http://aadc2.com/) |
AADC 2 dibuka dengan adegan geng Cinta yang kembali berkumpul bersama dengan pasangan masing-masing. Mereka berkumpul di galeri milik Cinta dan merencanakan liburan ke Yogyakarta. Di usia yang sudah sama-sama matang, adegan awal ini memperlihatkan sebuah pertumbuhan yang terjadi dalam setiap karakter. Tidak mungkin dalam 14 tahun mereka masih tetap sama. Begitu pun dengan Rangga yang masih berada di Brooklyn, Amerika Serikat. Kegelisahan besar masih meliputi dirinya, tetapi kematangan berpikir membuatnya semakin realistis. Rangga tak sekadar pujangga kata-kata yang gondrong seperti 14 tahun silam, meski masih pendiam.
![]() |
Rangga juga sedang berada di Jogja. (Sumber foto: http://aadc2.com/) |
Yang perlu diingat adalah AADC 2 bukan lagi tentang cinta-cintaan zaman SMA. Semua berubah dan bergerak seperti pergerakan kamera yang mampu memberikan penjelasan tanpa harus banyak kata. Banyak yang membandingkan film ini dengan yang pertama. Tapi, menurutku, AADC 2 adalah sebuah film baru dengan kisah baru meski tokohnya masih sama. Mengapa?
1. AADC 2 mengumpulkan kembali Geng Cinta dalam satu kali liburan di Yogyakarta. Gambar menarik tentang Jogja disorot sangat humanis. Ini memang bukan film traveling, tapi tentu melihat Jogja dari kacamata film AADC 2 akan terasa berbeda. Bukan tentang Malioboro, bukan tentang candi. Melainkan tentang bagaimana mereka menyerap nuansa Jogja dan menyatu di dalamnya.
2. Ternyata Rangga suka fotografi dan traveling. Cinta menyimpulkan sendiri penjelasan Rangga tentang perbedaan traveling dan holiday. "Traveling is not about the destination, but it is about the journey. Dan, inilah cerita perjalanan Cinta tak terduga bersama Rangga di Jogja, yang bahkan di luar ekspektasi penonton.
![]() |
Rangga saat di Brooklyn. (Sumber Foto: http://aadc2.com/) |
![]() |
Rap hip hop Jawa ala Geng Cinta. (Sumber Foto: http://aadc2.com/) |
4. Cinta dihadapkan pada dua pilihan, antara Trian yang mapan, selalu ada, pengertian, dewasa, dan Rangga yang jauh, gelisah, punya bisnis kecil-kecilan, belum tau ke mana harus pulang. Rangga pun dihadapkan pada dua perempuan, Cinta dan ibunya.
![]() |
Kenangan masa lalu Cinta dalam sebuah kotak kardus. (Sumber Foto: http://aadc2.com/) |
5. Set bandara kini semakin bermakna. akhir AADC pertama di bandara takkan pernah terlupa di memori kita. Lalu, di AADC pendek versi Line juga memajang bandara meski harus shooting di bandara Korea. Lalu kali ini, di AADC 2, set epik itu digunakan lagi, tapi kali ini lebih membawa makna, seperti puisi Rangga untuk Cinta, "Bandara dan udara memisahkan antara New York dan Jakarta... Apa kabar hari ini? Lihat tanda tanya itu. Jurang antara kebodohan dan keinginanku untuk memilikimu sekali lagi."
6. Karena bukan anak sekolah yang pakai baju seragam lagi, di film ini geng Cinta tampil sangat modis. Namanya juga perempuan. AADC 2 seolah jadi peragaan busana, pertalian antara model tradisional dan modern. Wardrobe mereka seakan telah disiapkan dengan baik, berikut make up yang tak mencolok, disesuaikan dengan suasana adegan. Di sini geng Cinta sungguh juara dalam tampilan masing-masing. "Juara!" seperti celetukan Milly yang mencairkan seisi bioskop biar baper hilang.
![]() |
Geng Cinta 14 tahun kemudian. (Sumber Foto: http://aadc2.com/) |
Sedemikian menarik film ini mampu mengundang sekian banyak orang, bahkan sudah menembus angka satu juta penonton saat aku menulis blogpost ini, AADC 2 terbilang sukses besar dan antimainstream. Jika ada yang masih membandingkan dengan film pertama, film ini cukup sukses memanjakan orang-orang yang ingin reuni dan nostalgia. Bahkan termasuk reuni dengan melodi Melly Goeslow dan Anto Hoed. Mira Lesmana telah merancang reuni ini sedemikian apik dan epik.
Dan gw ngga tidur :)
ReplyDeleterumah rangga di Jakarta saat ditinggal ke NY jendelanya dipalangi kayu yang dipaku
ReplyDeleterumah rangga di Jakarta saat ditinggal ke NY jendelanya dipalangi kayu yang dipaku
ReplyDeleteObservasi yg oke banget dr penulis. Tapi film ini tetap punya efek baper berkepanjangan
ReplyDeletewah, film ada apa dengan cinta yg pertama aq masih TK kayaknya hehe.. salam kenal mbak :)
ReplyDeletekata kata cinta