Agar Pariwisata dan UMKM Kita Bangkit Lagi, Ini Solusi Dayamaya

Beberapa waktu lalu, aku terbang ke Bali. Aku menghabiskan beberapa hari di Ubud, mengitari beberapa tempat yang biasanya ramai. Tapi kini kondisinya berbeda. Jauh berbeda. Pandemi memang berdampak besar bagi wisata dan perekonomian. Aku baru tersadar bahwa orang-orang Bali sangat bergantung pada sektor tersebut, termasuk UMKM-nya. Aku tak melihat adanya gairah saat memasuki Pasar Tradisional Ubud. Begitu juga dengan pasar buah dan bunga di Bedugul. Semua sepi meski pedagang sudah mulai berjualan.

Kalau dipikir-pikir lagi, Bali saja sedemikian sepi dan perekonomiannya lesu, apalagi di daerah-daerah lain, seperti di kawasan 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Apa kabar Natuna? Apa kabar UMKM di Rote? Ah, aku belum bisa membayangkan efek pandemi ini lebih jauh lagi.



Namun, rupanya ada sedikit angin segar dan kabar gembira di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kominfo melancarkan Program Dayamaya yang menggandeng para pelaku Startup e-commerce, komunitas, UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi dan solusi untuk kawasan 3T.

Apa saja bentuk programnya? Kebetulan Program Dayamaya ini sudah bekerja sama dengan 3 perusahaan dengan program berbeda.

1. Pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna


Autorin sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan jasa online dan offline di bidang pariwisata telah melakukan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna tahun 2019. Sejak pandemi, pelatihan masik berjalan secara daring. Autorin memberikan solusi cermat bagi para pemandu wisata di Natuna untuk tetap kreatif menjalankan usahanya, salah satunya pemandu virtual tour yang memang sedang marak sekarang. Tur virtual ini menjadi platform baru yang dijalankan Autorin. 


2. Digital Assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Sumba Timur

Namanya Cakap. Sebuah platform digital pembelajaran bahasa asing untuk mendukung pengembangan daerah wisata. Program digital assessment ini terstardadisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for languages). Selama pandemi program Cakap masih berjalan secara daring. Setiap peserta dapat mengakses pelatihan dalam webinar, ebook, kuis untuk evaluasi, akses video pembelajaran, dan pendampingan oleh fasilitator. Cakap memang concern meningkatkan kualitas SDM melalui bahasa terutama bahasa Inggris.


3. Memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT

Jahitin Academy melakukan daur ulang limbah kain tenun jadi cushion pillow salah satunya. Sesuai namanya, Jahitin Academy sudah memberdayakan SDM untuk para penjahit di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Khusus untuk pandemi, Jahitin Academy memberikan pelatihan membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya para penjahit Sumba berhasil mendapat pesanan 5000 masker.

Dari contoh 3 start up di atas, menurutku program ini inspiratif buat membangun kebangkitan ekonomi. Dengan program Dayamaya yang berfokus pada wilayah kategori 3T, memang sekarang saatnya untuk membuatkan program-program strategis untuk mengembangkan UMKM sesuai potensi daerah masing-masing.

Komentar

  1. Betul banget, Num. Sertifikasi pemandu wisata dan penguasaan bahasa asing itu modal penting buat pengembangan wisata lokal. Keren banget program Dayamaya ini, mudah-mudahan daerah 3T makin maju.

    BalasHapus
  2. ah iya ya num
    dayamaya ini bisa membuat sektor pariwisata dan umkm di daerah 3T biss berkembang pesat

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts