Malaysia Menjadi Tujuan Wisata Medis Terbaik Ketiga di Dunia, Apa Saja Fasilitasnya?
Kamu tentu sudah sering mendengar istilah wisata medis, bukan? Iya, sekarang tujuan wisata tak hanya sekadar wisata destinasi, wisata budaya, wisata kuliner, tetapi juga wisata medis. Wisata medis ini merupakan istilah bagi orang-orang yang datang ke suatu tempat untuk tujuan pengobatan sambil menikmati destinasinya. Dan, percaya nggak percaya, wisata medis ini jadi tren baru bagi kalangan kelas menengah ke atas. Biasanya ada pengobatan-pengobatan tertentu yang ingin dituju orang ke luar negeri. Salah satunya Malaysia, negara yang paling dekat dengan Indonesia. Bahkan di sana ada istilah beberapa pasien dengan sebutan Healthcare Traveler (HT), Health Tourist (HTo), dan Foreign Patient (FP).
***
Ah, Malaysia. Aku flashback dulu ya. Aku teringat saat berada di Malaysia tepat menjelang Malaysia lockdown tahun lalu. Tak terasa sudah setahun berlalu ya. Waktu itu aku berada di Langkawi dan mendadak harus terbang ke Kuala Lumpur sebelum proses kepulangan ke Indonesia semakin sulit. Dan, benar saja, saat itu sebagai turis asing, aku diminta pemerintah Malaysia untuk tetap berada di hotel. Semua tempat wisata ditutup. Lalu, pesawatku kembali ke Jakarta dibatalkan beberapa kali.
Kalau diingat-ingat, ngenes juga pengalamanku terakhir ke Malaysia. Tak seindah saat aku eksplor Melaka pertengahan tahun 2019. Melaka terasa riuh, menyenangkan, dan bersahabat. Apalagi aku punya beberapa teman baru selama perjalanan di Melaka. Mungkin sekarang Melaka tak begitu ramai, seperti ramainya Jonker Street saat malam minggu. Betapa rindunya aku dengan Melaka.
Tahun sebelumnya juga begitu, 2018. Aku transit di Kuala Lumpur International Airport selama hampir 24 jam ketika penerbangan pulang dari Sofia, Bulgaria. Aku memutari KLIA sampai bosan, belanja di department store dan kuliner di beberapa outlet di sana. Puas juga. KLIA sendiri sudah jadi area transit nyaman dengan berbagai pilihan tempat belanja dan aneka makanannya.
Sepertinya setiap tahun aku ke Malaysia. Entah kenapa aku berjodoh sekali dengan negeri jiran satu itu. Sampai-sampai tahun lalu aku punya kontrak kerja sama dengan media travel Malaysia untuk memproduksi beberapa video tentang tourism Indonesia, Singapura, dan Malaysia sendiri. Namun, kerja sama itu harus terhenti lantaran pandemi melanda sampai hari ini.
Omong-omong tentang track record perjalanan luar negeriku, khususnya ke Malaysia beberapa kali, aku selalu mengantungi asuransi kesehatan. Ini penting banget karena tentu kita nggak akan tahu bagaimana kondisi kesehatan kita sepanjang perjalanan. Seperti saat aku di Langkawi tahun lalu, siapa sangka kondisi penyebaran Covid 19 makin memprihatinkan. Siapa tahu pemerintah Malaysia tiba-tiba mendesak turisnya untuk melakukan medical check up. Aku menyimpan dokumen kesehatanku dengan baik bersama paspor.
Selain asuransi kesehatan, mencari tahu tentang medical centre di lokasi destinasi kita juga penting sekali. Tentang jarak dari hotel, tentang fasilitas kesehatannya, dan tentang biayanya.
Untuk Malaysia sendiri, ada organisasi bentukan Ministry of Health Malaysia yang menaungi sekitar 69 rumah sakit swasta yang tersebar di seluruh Malaysia. Namanya Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). Iya, ada kata-kata 'travel council'-nya.
Melihat perkembangan dunia pariwisata, gaya hidup, dan kemajuan teknologi medis, pemerintah Malaysia menyiapkan semacam one stop medical center sebagai tempat berobat dan medical check up. Ada lho, orang yang sengaja ke luar negeri untuk medical check up atau berobat. Niat utamanya mungkin karena melirik fasilitas kesehatan di negeri jiran ini lebih maju. Lalu niat selanjutnya sekalian jalan-jalan, demi imboost kesehatan psikologis juga.
Mari aku ceritakan tentang fasilitas kesehatan MHTC ya. Mengapa banyak orang tertarik untuk berobat jalan ke Malaysia.
Jawabannya tentu saja karena beberapa faktor di bawah ini.
- Kualitas internasional (world class)
- Standar kualitas dijaga ketat oleh Ministry of Health
- Fasilitas juga berstandar world class
- Akses mudah, antreannya cepat dengan proses pelayanan juga terjamin
- Biaya yang terjangkau, dimonitor langsung oleh Ministry of Health
- Bersertifikat halal internasional (aman dan nyaman bagi yang muslim)
- Malaysia sendiri sudah menjadi destinasi wisata di Asia
- Terakreditasi nasional dan internasional
- Tenaga kesehatan merupakan tenaga profesional yang berasal dari institusi terkemuka Malaysia, Inggris, Australia, dan Amerika
![]() |
Malaysia Healthcare Tourism Council di KLIA. (source: https://malaysiahealthcare.org/) |
![]() |
Sebelum program pengobatan, kita bisa dapat informasi lengkap MHTC di kantornya. (source: https://malaysiahealthcare.org/) |
iyaa bener banget Malaysia menjadi salah satu negara pilihan untuk pengobatan. Karena fasilitas dan alat kesehatannya yang cukup lengkap dan bagus
BalasHapusharganya juga relatif lebih murah dibanding Singapura ya
HapusSering sekali mendengar Malaysia sebagai tujuan perawatan / kesehatan, ternyata memang fasilitasnya relatif lengkap dan bagus ya ..
BalasHapusiya. Aku sendiri baru tahu mba
HapusWell well.. looks like it's getting more and more buzz ya mba and being the third medical destination is really something. so far I still trust my medication in the hands of our fellow medical experts home. They are brilliant as well
BalasHapusBener banget mbak, di Pekanbaru rata2 orang yang kukenal kalau med check perginya ke Malaysia. Katanya karna lebih dekat dan harganya pun tidak semahal di Indonesia
BalasHapusDi Malaysia fasilitas pengobatannya lebih canggih dan lengkap ya mbak. Bonusnya berobat kesana dapat sehat sekaligus bisa refreshing ya. Lihat pemandangannya indah banget, bener2 bisa bikin hati2 berbunga2 deh kalau bisa rekreasi ke Malaysia ya mbak...
BalasHapusBos Saya dulu kalau berobat juga selalu ke Malaysia. Saya Kira awalnya karena alasan sekalian pulang kampung, ternyata memang banyak faktor plus lainnya ya....
BalasHapusAku pernah mampir MHTC-nya yang di KLIA itu :D
BalasHapusKonsepnya keren wisata medis ini
Indonesia sebenarnya bisa juga kyk gini ya, tapi kudu dibenahi dulu sistemnya.
Kalau pas ketemu kenalan yang berobat ke Malaysia katanya krn di sana prosesnya gak berbelit2 dan penanganan cepat, abis cek bisa lansgung jalan2 deh, jd lbh suka ke sana deh
Pengalamanku menemani ibuku yang kanker payudara, ya, Mbak, pelayanan kesehatan di rumah sakit itu memang pengaruh banget. Terutama petugasnya. Karena aku dan ibu pernah melewati masa sulit di salah satu rumah sakit dekat sini. Bukannya memberikan support untuk yang sakit malah meremehkan. Menyebalkan sekali. Sungguh, kalau bisa memutar waktu, dan ada rezeki ingin rasanya bisa mengajak ibuk berobat sambil wisata di Malaysia.
BalasHapusngga heran, memang mereka menyiapkan diri untuk itu. yah moga2 aja suatu saat Indonesia bisa ngikutin yaa.. soalnya masa kita mau terus2an berobat ke negara tetangga untuk penyakit yang parah hiks
BalasHapusDibilangin temen, kalau rujukan medical check up memang ke Malaysia. Fasilitasnya lengkap dan harganya tidak begitu mahal, cukup untuk kantong orang Indonesia
BalasHapusApalagi di Malaysia disuguhi wisata yang beragam ya,
banyak pilihan dan pastinya semua layanannya yang terbaik di kelasnya ya :D
BalasHapus