Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya

Apa yang kamu pikirkan saat kamu terkena Covid-19? Akhirnya aku tahu rasanya. Setelah melewati pandemi lebih kurang 2 tahun ini dan aku berhasil meloloskan diri, aku tidak dapat mengelak lagi. Cuaca yang sedang tidak karuan, kadang hujan, kadang panas ekstrem, membuat daya tahan tubuh menurun. Lalu, aku tumbang juga dan terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron.

Entah dari siapa aku tertular, tapi memang grafik kasus Covid-19 naik pesat sejak varian Omicron merebak. Penyebarannya lebih cepat daripada varian sebelumnya. Karena virusnya ada di mana-mana, sulit untuk tracing asalnya dari mana saat kita terinfeksi.

Dulu banyak yang berpendapat, buat apa vaksin kalau masih bisa terinfeksi juga? Kali ini aku jawab di sini ya. Vaksin tidak menjamin seseorang itu akan terhindar di virus Covid-19. Namun, setidaknya dengan vaksin, kita dapat menekan gejala dan reaksi terhadap tubuh. Aku sudah melakukan vaksin 1 dan 2. Justru ketika aku hendak mendaftar vaksin booster, Covid-19 lebih dulu hinggap di tubuh ini. Jadilah aku demam dan radang berhari-hari.

Orang tuaku sempat bertanya-tanya, mengapa aku bisa terkena padahal sudah menjalankan protokol kesehatan ketat. Tentu saja, apalagi aktivitasku lebih sering bertemu orang dan traveling. Ya, kalau penyakit sudah ada di mana-mana dan penularannya cepat, bagaimana kita bisa menghindar lagi, bukan? Namun, aku bersyukur, gejala yang kudapat memang lebih mirip flu, tapi flu kelas berat. Mengapa? Aku tumbang 1 minggu penuh.

Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya
Vaksin dan prokes tidak menjamin kita terserang Covid-19,
tapi setidaknya dapat menekan gejala.

Begini gejala yang kudapatkan.

Gejala hari ke-1

Demam tinggi seharian. Saat itu hasil tes antigen-ku masih negatif.

Gejala hari ke-2 dan ke-3

Demam sudah turun, tetapi tenggorokan sakit. Nafsu makanku mulai menurun karena efek radang. Aku mulai mengurangi makanan pedas. Hanya bisa menelan sayuran berkuah karena tenggorokan terasa kering.
Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya  (2)
Hasil tes swab antigen di Peduli Lindungi.

Gejala hari ke-4

Badan kembali demam ringan dan lemas. Dibawa ke klinik dan diminta swab antigen lagi. Hasilnya positif. Perawat bilang, masa inkubasi untuk virus Covid-19 kali ini selama 2-3 hari. Seharusnya aku tes swab pada hari ketiga bergejala.

Klinik memintaku pulang untuk isolasi mandiri dan langsung menghubungi Puskesmas dekat rumah. Puskesmas dekat rumahku cukup tanggap dan bisa konsultasi lewat chat. Aku diminta isolasi terpisah dengan keluarga untuk menghindari yang lain 1 rumah tertular. Lalu Puskesmas mengirimkan obat ke rumah.

Obat yang kudapat berupa antivirus, antibiotik, obat flu, obat demam, dan obat batuk. Banyak ya.  Semuanya gratis dari pemda.

Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya (3)
Obat Covid-19 dari Puskesmas.


Gejala hari ke-5

Setiap minum obat antivirus, aku merasa tubuh jadi makin lelah dan panas. Kepala masih terasa berat. Mungkin obatnya sedang bekerja. Dan aku merasa bahwa setiap bangun pagi selama isoman, badan terasa lelah dan dehidrasi. Minum air putih dan tidur yang banyak jadi solusi paling ampuh saat itu.

Gejala hari ke-6 sampai ke-8

Badan sudah mulai baikan dan tenaga sudah mulai pulih sedikit demi sedikit. Tidak ada demam lagi. Hanya batuk kering sesekali.

Oh iya, pada hari ke-6 ini, Cahya, adik ipar yang tinggal di rumahku mulai demam dan batuk. Katanya tenggorokannya terasa panas. Maklum, selama aku sakit, dia yang mengurusi kebutuhanku dan meletakkan makanan di depan kamar. Akhirnya Cahya tumbang juga dan tertular Covid-19 dariku. Dia swab antigen di klinik dan positif. Kami isoman di kamar masing-masing. Gejala awal Cahya mirip dengan gejalaku, tapi dia mulai batuk berdahak dan flu pada hari berikutnya. Sementara aku tidak berdahak dan flu lanjutan. Mungkin lebih aman kalau kami isoman terpisah.

Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya (4)
Adikku menyusul terinfeksi Covid-19.

Gejala hari ke-9

Hari terakhir aku minum obat antivirus dan badan mulai pulih. Aku sudah bisa bangun dari kasur, jalan-jalan ringan di teras rumah untuk berjemur pukul 10 pagi. Walaupun kadang-kadang masih ngos-ngosan. Aku merasa sejak hari pertama bergejala, napasku sering terengah-engah. Yang penting, tidak ada gejala tambahan. Aku optimis sembuh dari Covid-19.

Gejala hari ke-10

Gimana pun juga, walaupun gejalanya sudah hilang, aku masih sering pusing jika berjalan terlalu banyak. Mungkin efek tidur berhari-hari sehingga badan agak kaget untuk memulai aktivitas. Aku memberanikan diri untuk tes swab lagi. Dan, hasilnya NEGATIF. Alhamdulillah. Namun, orang Puskesmas bilang, aku masih harus menuntaskan isoman hingga hari ketiga belas. Itu adalah aturan baru dari pemerintah. Bagi orang bergejala, diminta isoman 10+3 hari. Bagi yang tidak bergejala cukup isoman hingga 10 hari dengan hasil swab negatif.

Tips untuk Teman-Teman Bergejala Covid-19

Karena sekarang kasus omicron sedang naik dan membuat Pulau Jawa dan Bali berganti status ke PPKM level 3 lagi, kita masing-masing menjaga kondisi tubuh dengan baik. Penyebaran virus terasa lebih cepat dari varian delta yang terjadi tahun lalu. Mungkin sebagian besar orang yang terkena Covid-19 mengalami gejala ringan, tetapi kita tetap harus waspada.

Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya  (5)
Tetap menjalankan prokes kapan pun, di mana pun.

Karena ada beberapa teman yang bertanya padaku sejak aku publish tentang obat Puskesmas yang gratis, aku berbagi sekalian di artikel ini ya.

Nggak perlu panik, apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah Covid-19?

1. Jika teman-teman mengalamai gejala mirip denganku atau punya kontak erat yang positif, lebih baik segera swab test.

2. Hindari berkumpul di ruang tertutup dengan terlalu banyak orang.

3. Tetap pakai masker jika bertemu orang lain, di kantor, di tempat ibadah, dan di tempat-tempat umum.

4. Rutin cuci tangan pakai sabun.

5. Tetap jaga kondisi tubuh, minum vitamin sesuai kebutuhan.

Kalau sudah terinfeksi Covid-19, apa saja yang dilakukan?

1. Jika hasil swab antigen positif, langsung isolasi mandiri. Sediakan disinfektan di rumah untuk semprot-semprot ruangan, mencegah penularan ke anggota keluarga lain, khususnya di kamar mandi yang masih dipakai bersama 1 rumah.

2. Komunikasikan ke satgas covid terdekat dan puskesmas.

3. Puskesmas menyediakan layanan untuk pasien Covid-19 secara gratis. Kita akan diresepkan obat antivirus dan resep obat sesuai gejala.

4. Khusus Jabodetabek, Kementerian Kesehatan juga akan memberikan layanan telemedicine dan pengiriman obat gratis. Kita hanya tinggal menunggu hasil swab PCR keluar. Jika hasilnya positif, secara otomatis Kemenkes akan mengirimkan pesan lewat chat whatsapp untuk rujukan lebih lanjut. Jika kamu tidak terima chat dan tetap ingin mengakses layanan isoman pasien Covid-19, kamu bisa cek data dirimu di website isoman.kemkes.go.id.

5. Jalani hari-hari isoman dengan happy. Ini adalah kunci agar kita bisa menstimulus pikiran positif selama isoman.

Obat Antivirus Gratis

Bagi teman-teman yang belum tahu, obat-obatan bagi pasien Covid-19 itu sudah di-provide oleh pemerintah. Kita hanya perlu mengkomunikasikannya dengan baik. Karena bagi yang bergejala agak berat, tentu menebus obat-obatannya akan mahal. Jadi jangan malu bertanya. Menurutku Puskesmas adalah kunci layanan Covid-19 terdekat dari pemerintah. Layanan vaksin saja bisa kita dapatkan di Puskesmas terdekat, bukan? Kalau ada masalah domisili atau e-KTP yang belum terdaftar, kita tinggal tanyakan ke Puskesmas. Aku sudah pernah menulis tentang vaksin ke-1 dan ke-2 di blog ini.


Untuk kasus Covid-19 juga sama. Mungkin layanannya bisa cepat, bisa lama, tergantung kapasitas jumlah kasus. Yang penting kita dapat berkomunikasi dengan baik. Karena penanganan kasus Covid-19 sudah jadi komitmen pemerintah untuk kita, terdaftar di BPJS atau tidak. Yang kita butuhkan hanya 'percaya'.

Untuk obat antivirus yang kuminum adalah favipiravir. Setelah browsing, favipiravir merupakan jenis obat antivirus flu, tapi juga efektif mengurangi gejala Covid-19. Banyak teman-teman yang ragu dengan dosisnya dan berbeda-beda resep setiap dokter. Ada temanku yang diresepkan meminum 8 tablet 2x sehari sekaligus untuk hari pertama dan 3 tablet 2x sehari untuk hari ke-2 sampai ke-5. Dosisnya yang sedikit mengejutkan, bukan? 1 tablet mengandung 200mg. Namun dokterku hanya menyarankan dosis 3x2 sehari. Itu artinya dosis yang kuminum hanya 600mg sekali minum, flat setiap hari. Tapi apa pun resepnya, ikuti saran doktermu. Mungkin itu disesuaikan dengan kondisi tubuh dan gejala setiap orang.

Jangan tanya efeknya seperti apa. Untuk hari pertama dan kedua, badanku lemas dan terasa panas setiap meminum obat antivirus ini. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah tidur. Dan memang, aku tidur lebih banyak selama isoman. Tubuh lebih butuh banyak istirahat agar bisa memerangi virus ini.

Sekian yang bisa aku bagi tentang infeksi Covid-19 yang belum juga mereda saat ini. Teman-temanku tumbang satu per satu karena terinfeksi juga. Satu hal yang membuatku tetap waras dan pulih cepat selama isoman adalah doa dan kiriman dari sahabat dan kerabat. Bukan barang kirimannya, tapi sensasi unboxing-nya yang menambah hormon bahagia, entah itu makanan dan minuman. Aku terharu mendapat banyak doa dan dukungan dari teman-teman terdekat, tetangga, dan keluarga. Mereka-lah the real medicines yang menaikkan imunitas.

Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya (6)
Kiriman teman-teman selama aku isoman (1).

Ketika Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Ini Gejala dan Penanganannya  (7)
Kiriman teman selama aku isoman (2).


Semoga teman-teman tetap sehat. Semangat untuk para nakes. Pokoknya jika ada gejala, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Jangan panik karena panik cuma akan bikin kita tambah sakit.

Salam sehat semuanya.

Komentar

  1. Alhamdulilah sudah sehat sekarang Mba, memang pusingnya lama banget hilang berasa ga enak ngapa ngapain gitu kaya orang linglung :(

    BalasHapus
  2. Saya masih suka heran dengan mereka yang bepikir untuk apa vaksin kalau masih kena covid. Memangnya mereka waktu kecil gak pernah divaksin atau imunisasi? Atau ketika bawa anak ke dokter/posyandu untuk vaksinasi, gak pernah bertanya fungsinya untuk apa?

    Karena mau vaksin apapun kan prinsipnya sama. Meminimalkan risiko, bukan untuk mengobati. Alhamdulillah sekarang semakin banyak masyarakat yang sudah divaksin. Sehingga risiko bisa diminimalisir.

    Semoga sehat selalu ya, Mbak. Informasinya bagus, supaya kita jangan panik, ya

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah udah sembuh ya, Mbak. Dan bersyukur bangeet banyak temennya yang support terus dengan mengirimkan segala macam kebutuhan.
    Betul Mbak, banyak yang bilang kalau kita gak perlu panik, tapi segera konsultasi ke dokter

    BalasHapus
  4. Aamiin, moga kita semua pada sehat yaa.
    Alhamdulillah sekarang udah sehat, bener banget prokes meski ditingkatkan lagi. Jangan abai dan jangan panik juga kalo memang bergejala.
    Disekitar aku juga makin banyak yang terpapar omicron, tapi cepet sembuhnya.

    BalasHapus
  5. Mohon doanya untuk suami yg sedang dalam masa penyembuhan juga. Omricon memang tak bisa dianggap enteng

    BalasHapus
  6. Alhmadulillah ya Mbak sekarang udah sehat kembali. Omicron ini flu parah ya, syukurnya juga udah vaksin 1 dan 2 ya jadi gak begitu mengkhawatirkan ya, benar-benar butuh istirahat ya :)

    BalasHapus
  7. Virus dimana-mana ya mbak. Kadang kita sudah taat prokes tapi masih juga kecolongan. Namanya pertahanan tubuh berbeda-beda, ada yang kebal ada pula yang rentan virus. Dulu saat awal covid merebak, ketakutan itu luar biasa, karena banyak teman atau kerabat yang meninggal gara-gara covid. Saya juga pernah terpapar waktu itu, tapi alhamdulillah bisa sembuh. Dan kemarin saya juga gagal booster karena tensi tinggi dan kondisi tubuh flu berat. Saya pun nyaris kena omicron kalau melihat gejalanya. Namun saya tidak swab ulang dan menjalani isoman di rumah. Alhamdulillah sekarang sudah membaik ya mbak...semoga sehat terus.

    BalasHapus
  8. alhamdulillah sudah lewat dan bisa menjalani semuanya dengan baik yaaa Hanum. Aku juga kena 2 kali saat Delta dan intinya cepat periksa, segera isoman, minum obat dan banyak istirahat. Sehaat selaluuu

    BalasHapus
  9. Semoga lekas membaik buat semua yang sakit

    Dari postingan ini dan cerita teman-teman, setiap orang punya gejala yang berbeda tergantung kondisi tubuh. Setuju untuk isoman dengan bahagia. Gak perlu sepanik itu karena udah vaksin juga

    BalasHapus
  10. Masih juga ada yang berpikir bahwa divaksin itu bisa menghindarkan diri dari covid yaa, dan mereka ini biasanya ada aja alasannya buat gak divaksin

    Namun syukurlah sekarang sudah banyak yang mau divaksin dan mungkin karena itu varian omicron ini gak separah varian delta dulu

    BalasHapus
  11. Aku sempat mengalami ini lho Num, tapi ga berani periksa kemana-mana, kebetulan pula waktu itu suamiku tugas ke luar kota beberapa hari. Aku sukses terkapar berteman paracetamol aja hehee.... Demamku sampai 3 harian, setelah itu tuh batuknya yang lama. Ga pernah-pernahnya batuk sepanjang ini deh.

    BalasHapus
  12. Syafakillahu yaa, kak..
    Semoga sehat selalu dan beneran yaa...makan yang enak dan minum booster vitamin selama pandemi ini penting. Hormon bahagia agar tidak mudah kepikiran. Jadi psikosomatis juga...saking banyaknya kini yang mulai "meremehkan" Omi diluaran sana.

    Huhuu...sedih rasanya kalo uda pada abai gak mau pakai masker padahal mobilitasnya kemana-mana.

    BalasHapus
  13. Omicron ini paling gak semeresahkan kaya varian terdahulunya, tapi tetap harus ditangani dengnan serius dan optimis kalo sampai ada relasi or keluaarga yang positif yaa

    BalasHapus
  14. ternyata merasa seperti radang ya, mbak. beberapa teman kantorku juga ada yang punya gejala mirip2 di atas, mbak. cuma enggak pada swab kayaknya, nih. tenggorokan sakit seperti radang dan bahkan ada yang sampai hilang suara.

    sehat2 ya, mbakkk.

    BalasHapus
  15. Alhamdulillaah ya Mbak sudah sembuh dari Covid varian omicron ini. Di daerah saya ini juga yang bergejala kayak gitu, cuma untungnya gak terlalu parah ya kayak varian sebelumnya. Thanks sharingnya ya Mbak jadi punya gambaran terkait penyakit dengan varian omicron dan setidaknya juga jadi tahu cara mengatasinya

    BalasHapus
  16. MasyaAllah makasih mbaa udah diingatkan ya, banyak banget yang tweserang asli mba
    Semoga di sehat kan semuanya aamiin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts