Derawan Trip: Jembatan tak Berujung di Pulau Sangalaki

Sore itu, aku sampai di Pulau Sangalaki. Aku sempat berharap saat berlayar ke pulau ini, aku bisa melihat ikan pari (manta) besar sedang beratraksi. Tapi sepertinya momennya kurang tepat. Ya, sudah, jadinya kami hanya mampir di pulau ini untuk melihat penyu dan tukiknya.

Pantai sunyi Sangalaki.



Kami tidak menyisiri sekeliling Pulau Sangalaki karena memang pulau ini khusus untuk penangkaran penyu. Dari pemerintah daerah setempat, penduduk dilarang meninggali pulau ini. Karena lokasinya yang sepi, penyu merasa aman untuk bersarang dan meninggalkan telurnya di sini. Akhirnya, dari pemda setempat, dibuatlah bilik-bilik penetasan telur penyu. Telur-telur yang berserakan di sarang penyu yang berupa lubang-lubang pasir sangat rentan dimangsa oleh ular, burung, dan hewan predator lain. Oleh sebab itu, pada musim bertelur, telur-telur itu dipindahkan dan dibudidayakan. Pengunjung hanya boleh melihat tanpa boleh berlama-lama atau mendirikan tenda di pulau itu. Katanya, itu dapat mengganggu penyu-penyu menjenguk telur-telur mereka.




Setelah melihat-lihat lokasi penangkaran, aku pun memilih jalan-jalan di sekitar pantai itu. Pasir pantainya yang halus mengusikku untuk berjalan sampai mana batasnya. Ternyata di ujung barat pulau ada dermaga kayu panjang. Matahari sudah sangat condong ke ufuk barat. Pantai ini serasa milik kami pribadi. Sunyi sekali.

Saat tiba di dermaga, niatnya sih kami berfoto di ujung dermaga. Tapi, ternyata, dermaga ini sungguh panjang. Mencari ujungnya sama saja dengan mencari jarum yang jatuh di pasir pantai. Sepertinya dermaga ini bisa sampai ke tengah laut. Karena tak tahu ujungnya, aku mengurungkan niat untuk menyusuri dermaga itu. Berfoto-foto di sini sudah cukup kok.




Dermaga yang tak terlihat ujungnya.

Monumen taman nasional dan penangkaran penyu di Sangalaki.

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts