Taman Ismail Marzuki, The Next Level of Urban Tourism Jakarta

Seberapa kenalkah kamu dengan Taman Ismail Marzuki? Taman Ismail Marzuki alias TIM merupakan pusat kesenian terbesar dan tertua di Jakarta, bahkan di Indonesia. Kini TIM sedang direvitalisasi. Akan seperti apakah rupa wajah baru TIM nanti?

Selama ini TIM jadi tempat berkumpulnya komunitas seni untuk berkarya, berkumpul, dan membuat beragam event. Kalau kamu, sejak kapan mengenal TIM?

Ada yang mengenal TIM melalui Planetarium. Biasanya anak-anak TK dan SD sudah diajak studi wisata ke gedung putih berkubah ini untuk mengenal rasi bintang. Ada pula yang sering datang ke berbagai event di Teater Besar TIM. Ada yang beberapa kali nonton di bioskop TIM. Ada yang sekadar kunjungan ke perpustakaan daerah DKI Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang legendaris. Tanpa disadari, Taman Ismail Marzuki di kawasan Cikini selama ini sudah dekat dengan kehidupan orang Jakarta sebagai pusat kesenian dan budaya. Orang luar Jakarta juga sudah mengenal TIM dengan baik sebagai ruang pameran seni, acara seni skala besar, dan sebagainya.


Wajah Baru TIM

Bagiku, Taman Ismail Marzuki adalah ruang studi. Aku beberapa kali mengunjungi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin semasa kuliah jurusan Sastra Indonesia UI. PDS HB Jassin menyimpan sumber sejarah sastra Indonesia dan jadi bagian penting dalam studiku. Aku juga ingat saat mengambil mata kuliah Mitologi Yunani, program lintas studi Sastra Prancis, aku berkenalan dengan Planetarium. Ada sebuah keharusan untuk menonton atraksi perbintangan dan benda-benda langit di Planetarium ini. Pantas saja anak-anak semangat sekali datang ke tempat ini. Planetarium menyuguhkan dunia astronomi yang beriringan dengan imajinasi anak-anak tentang ruang angkasa. Sementara aku, harus memahami bentuk-bentuk rasi bintang yang erat kaitannya dengan mitologi Yunani dan dewa-dewa Yunani Kuno.

Mengenal TIM adalah semacam nostalgia bagiku. Mungkin sebagian besar teman-teman juga begitu. Bisa berbeda-beda kesannya, tapi tetap TIM yang dikenal orang banyak adalah TIM sebagai ruang terbuka, tempat tumbuhnya ide dan kreativitas.

Begitulah Taman Ismail Marzuki yang kita kenal selama ini, bukan?

Sudah 2 tahun revitalisasi TIM dilakukan. Gedung-gedungnya dibongkar dan direnovasi. Karena pandemi, kita juga nggak memperhatikan sejak kapan TIM benar-benar ditutup untuk umum. Tiba-tiba sekarang sudah terlihat wajah baru TIM. TIM benar-benar bikin pangling jika kamu berjalan-jalan di sekitar Cikini, Jakarta. Tampak depannya kini lebih modern menggantikan 2 gapura besar yang dulu menyambut pengunjung.

Revitalisasi TIM dikelola oleh Jakarta Propertindo (Jakpro) dan kini mengadakan TIM Fest 2021 untuk mengenalkan wajah baru TIM yang akan dijadikan The New Urban Tourism di Jakarta. Aku berkesempatan untuk keliling TIM yang sudah memasuki kontruksi tahap akhir. Dengar-dengar, wajah baru TIM akan diresmikan bulan Februari 2022. Sebelum diresmikan, yuk kita lihat apa saja yang berbeda dan baru di TIM ini.


Gedung Teater Besar TIM

Di bagian tengah TIM, ada sebuah gedung kaca dengan arsitektur menarik. Dulu, di sisi belakang gedung ini adalah PDS HB Jassin berada hingga ditutup untuk sementara. Lalu kini setelah direvitalisasi, gedung ini difungsikan sebagai gedung teater dengan Teater Besar dan Teater Kecil di dalamnya. Gedung ini merupakan yang pertama kali direvitalisasi sehingga sudah pernah dibuka untuk pertunjukan seni dan pameran sebelumnya tahun 2019. Aku pernah menonton film dokumenter di teater kecil. Itu adalah kali terakhir aku mengunjungi TIM sebelum ditutup total.

Gedung Teater Besar TIM
Tampak depan Gedung Teater Besar TIM

Kini gedung teater 2 lantai ini memang layak dijadikan tempat pertunjukan seni, baik skala kecil, skala besar, maupun event berkelas nasional dan internasional. Gedungnya megah. Apalagi di bagian pintu masuk yang punya tangga melengkung dan atap mencuat mirip paruh burung. Gedung teater ini benar-benar tampak futuristik.

Di dalamnya ada teater besar yang dapat memuat 1200 penonton dengan panggung besar, lengkap dengan ruang VIP, ruang rias, ruang ganti, ruang tiket, dan lobi. Menurut informasi dari pengelola gedung, biaya sewa teater besar untuk pertunjukan adalah Rp30 juta per hari.


Panggung di Teater Besar


Teater Besar

Teater Kecil

Di sebelahnya ada teater kecil yang muatannya 240 orang. Ukurannya memang jauh lebih kecil tapi penataan bangku penontonnya serupa. Teater kecil biasanya digunakan untuk pertunjukan skala kecil, seminar, dan pertunjukan musikalisasi puisi. Biaya sewanya jauh lebih murah, sekita Rp3 juta per hari.


Gedung Panjang TIM

Kalau kamu lihat dari depan atau bahkan dari dalam KRL yang sedang melaju di Cikini, kita bisa melihat ada kontruksi gedung baru berwarna abu-abu yang dari kejauhan lebih mirip kapal phinisi. Mungkin bedanya tanpa layar terkembang. Itulah Gedung Panjang yang dibangun di sisi kiri TIM dari gerbang depan.

Gedung Panjang yang sebentar lagi akan selesai dibangun

Fasad Gedung Panjang

Bagi pencinta musik, tentu tidak asing dengan penampakan fasad sisi samping Gedung Panjang. Fasadnya merupakan tangga nada lagu "Rayuan Pulau Kelapa" karya Ismail Marzuki. Arsitek Gedung Panjang tentu memahami mahakarya Ismail Marzuki hingga sengaja ditoreh di gedung ini sebagai bentuk kekaguman dan pengingat kita pada maestronya. Lagu "Rayuan Pulau Kelapa" adalah karya Ismail Marzuki yang paling populer, terutama sejak dijadikan lagu penutup siaran TVRI semasa Orde Baru.

Sekarang paham kan, mengapa TIM itu dulu dibangun? Sebagai bentuk penghormatan kepada Ismail Marzuki yang telah melahirkan karya-karya musik luar biasa, seperti "Rayuan Pulau Kelapa","Gugur Bunga", "Halo Halo Bandung", dan "Sepasang Mata Bola". Beliau mendapat banyak penghargaan pada masa hidupnya, salah satunya Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno tahun 1961. Bayangkan saja, umur 27 tahun sudah menciptkan sekitar 250 lagu. Sedemikian besar dedikasi beliau terhadap dunia musik tanah air.

Tidak berlebihan ketika revitalisasi TIM, bangunan Gedung Panjang ini didominasi lagu ciptaan Ismail Marzuki dan akan menjadi gedung serbaguna bagi pencinta seni dan budaya.

Gedung Panjang TIM merupakan gedung berlantai 14 yang akan multifungsi. 

  • Lantai 1-3 untuk ruang publik

Gedung Panjang sangat ramah disabilitas

  • Lantai 4-7 untuk Perpustakaan Daerah DKI Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin

Calon Coworking Space di lantai 4 Gedung Panjang

Area Perpustakaan Daerah DKI dan PDS HB Jassin disediakan 3 lantai khusus.

Interiornya sangat modern dan akan nyeni banget.

  • Lantai 8-12 adalah Wisma Seni sebagai tempat istirahat dan menginap seniman yang mengadakan pertunjukan seni di TIM

Area pool di Wisma Seni

  • Lantai 13-14 adalah kantor Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan ruang diskusi Komite Seni


Masjid Amir Hamzah

Sekarang sudah tersedia di Masjid Amir Hamzah yang bangunannya modern dan futuristik. Lokasinya berada di bagian belakang TIM, bersisian dengan kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Meski tampak kecil, Masjid Amir Hamzah dapat memuat 250 jamaah. Dinding dan atapnya dibuat kaca semua. Bagian mimbar, dibuat mencuat ke atas mirip menara. Ada taman hijau yang penuh ilalang cantik (lovegrass) di bagian atap masjid, membuat masjid ini jadi tampak asri dan ramah lingkungan.

Masjid Amir Hamzah

Di area depan masjid terdapat beberapa pohon rindang besar yang rupanya sengaja dipindahkan ke sana dengan metode earth-balling. Salah satu metode memindahkan pohon dengan memastikan akar pohon tetap baik dan ditanam kembali di lokasi yang baru. Pokoknya suasana masjid ini benar-benar rindang dan tenang. Cocok untuk beribadah.

Nama masjid ini diambil dari nama sastrawan Indonesia yang sekarang diangkat menjadi pahlawan nasional. Amir Hamzah adalah sastrawan angkatan Poedjangga Baroe dan pernah menerbitkan majalah Poedjangga Baroe di Sumatera. Anak Sastra Indonesia pasti tahu beliau ini sebagai sastrawan Indonesia era 1930-an. Pengaruhnya, perjuangannya dalam pergerakan nasional, dan karya-karya puisinya tentang cinta dan agama menjadikan namanya dikenang sebagai nama masjid ini.


Taman Parkir TIM

Kapan lagi parkiran jadi area favorit? Desain gedung parkir TIM memang unik. Lokasinya berada di bagian depan TIM, persis di pinggir jalan Cikini Raya. Dari depan, kita hanya akan melihat taman hijau di bagian atap gedung yang rendah. Rupanya bangunan ini difungsikan sebagai gedung parkir di bagian bawah dan taman terbuka di bagian atas. Rumput dan ilalang sudah ditata rapi di atasnya.

Menyore di Taman Parkir TIM

Indah sekali duduk di bangku-bangku taman yang tersedia sambil menikmati angin sore di sini. Aku melihat jalanan Cikini Raya yang mulai padat dan melihat megahnya Gedung Panjang.


Planetarium

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana nasib Planetarium di TIM? Tenang, Planetarium tetap ada kok. Bahkan mungkin ini bangunan yang tidak dipindah dan dibongkar. Kubah putihnya yang khas tidak diubah. Gedung Planetarium hanya direnovasi di bagian lobi dan bangku penonton karena bangunan ini termasuk banguna cagar budaya. Aku yakin, nanti Palnetarium ini tetap jadi favorit anak-anak yang studi wisata ke TIM.

Sebentar lagi Planetarium juga tampak makin cantik

Revitalisasi TIM memang baru fase pertama yang akan selesai akhir tahun ini. Tapi melihat perkembangannya jauh berbeda dari TIM yang sebelumnya, aku sudah tidak sabar wajah baru TIM diresmikan bulan Februari 2022. Aku optimis wajah baru TIM akan jadi The New Creative Hub & Art Center sekaligus jadi The New Urban Tourism Destination di Jakarta.

Info lebih lanjut untuk jadwal kunjungan wajah baru TIM, kamu dapat mengecek Instagram wajahbaru_tim. Kunjungan dilakukan setiap hari Kamis dan diharapkan registrasi terlebih dahulu.

Komentar

  1. Aku dah lama banget engga kesana. Sekarang udah bagus banget ya.

    BalasHapus
  2. waaa keren banget sih ini taman Ismail marzuki, mau masukin wish list aaah pengen banget mampir ke sanaaa, bener bener instagramable yaa bangunanyaa, banyak spot bagus buat foto ootd hihihi

    BalasHapus
  3. Wah sudah selesai revitalisasi ya TIM, terakhir kesana sebelum pandemi kayanya nonton mama mia. Pingin ngajak anak-anak ke sini nanti ah kapan-kapan kalau udah ujian

    BalasHapus
  4. Aku beberapa kali perpusnya ngajak anak2 tapi belum pernah sekalipun masuk planetariumnya. Semoga nanti bisa ke sana. Terakhir ke sana pas sebelum pandemi saat ada festival kebudayaan Kalimantan. Sekarang makin cakep ya TIM keliatan modern :D

    BalasHapus
  5. Sudah dengar tentang TIM tapi belum pernah kesana, wah ternyata tempatnya menarik yaa, gedung teaternya juga bagus, ngebayangin bisa nonton teater disana seru pasti

    BalasHapus
  6. Setelah Taman Ismail Marzuki di revitalisasi, kini bisa siap menerima lebih banyak lagi pengunjung, emm, tapi karena masih pandemi, pastinya tetap dibatasi yaa.. Sungguh area belajar seni dan literasi yang menyenangkan. Kangen acara musikal gitu yaa, kak...biasanya di gedung teater Taman Ismail Marzuki.

    BalasHapus
  7. Ya Allah semoga ada rejeki bisa main ke TMII. Aku belum pernah mba. Hhehehe udah bagus banget pembangunan ulangnya

    BalasHapus
  8. Wah..dah lama banget nggak main ke TIM..terakhir sebelum direnov pastinya. Bagus ya sekarang

    BalasHapus
  9. buseet kok cakep banget sekarang, mba, dulu aku pernah lewat kayaknya belum secakep ituu. tapi emang udah lama banget sih tahun 2012an lah kayaknya. jadi kepengin mampir juga kalo kapan2 bisa ke jakarta

    BalasHapus
  10. Jadi keren dan megah yaaa... perubahannya banyak banget.
    Num, aku penasaran yang fasad berupa tangga nada Rayuan Pulau Kelapa. Upload dong fotonya kayak apa tuh?

    BalasHapus
  11. TIM dengan wajah baru, belum lihat nih. Kapan-kapan ngajak anak-anak ke sana ah. Nonton teater besar di TIM udah kesampaian juga, jadi pingin lagi. Baru tau ada poolnya di wisma seni, bagus juga ya

    BalasHapus

  12. Beutiful article written in very easy way that every one can understand
    This beutiful article has provide useful information
    This website will provide useful knowledge about health
    Online medicine
    vitamin d deficiency
    symptoms of blocked arteries
    is atherosclerosis reversible

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts